Kebudayaan india yang mempengaruhi
indonesia
Sejarah kebudayaan bangsa India telah dikenal sejak jauh sebelum abad masehi. India dengan kebudayaan sungai Hindusnya, merupakan salah satu dari beberapa peradaban kuno di dunia selain peradaban sungai Nil dan Messopotamia. Di India pula, tercatat sebagai tempat lahirnya salah satu agama besar dunia yaitu Hindu. Agama yang merupakan percampuran antara budaya asli India dengan bangsa Aria ini telah diakui oleh dunia eksistensinya, dan dianut tidak hanya oleh bangsa India. Di era modern, India juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan humanisme khususnya di dunia timur. Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh pemikirnya, dan tak salah rasanya jika penulis membahas ajaran-ajaran humanisme beliau yang begitu dikenal oleh dunia dalam tulisan ini.
Kata humanisme sendiri merupakan sebuah terminology yang terbentuk dari dua kata: Human yang artinya manusia dan isme yang bermakna aliran. Menurut situs ensiklopedia on-line Wikipedia.org, kata humanisme dapat didefinisikan menjadi berbagai jalan pikiran yang berbeda untuk memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu. Paham ini pada awalnya berkembang di Eropa barat yang ditandai dengan bangkitnya zaman Renaissance dan disusul dengan humanisme pada masa Aufklarung. Paham ini mengangkat isu tentang hak asasi manusia yang pada masa pertengahan (dark ages) dikekang oleh kaum gereja.
Sejarah kebudayaan bangsa India telah dikenal sejak jauh sebelum abad masehi. India dengan kebudayaan sungai Hindusnya, merupakan salah satu dari beberapa peradaban kuno di dunia selain peradaban sungai Nil dan Messopotamia. Di India pula, tercatat sebagai tempat lahirnya salah satu agama besar dunia yaitu Hindu. Agama yang merupakan percampuran antara budaya asli India dengan bangsa Aria ini telah diakui oleh dunia eksistensinya, dan dianut tidak hanya oleh bangsa India. Di era modern, India juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan humanisme khususnya di dunia timur. Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh pemikirnya, dan tak salah rasanya jika penulis membahas ajaran-ajaran humanisme beliau yang begitu dikenal oleh dunia dalam tulisan ini.
Kata humanisme sendiri merupakan sebuah terminology yang terbentuk dari dua kata: Human yang artinya manusia dan isme yang bermakna aliran. Menurut situs ensiklopedia on-line Wikipedia.org, kata humanisme dapat didefinisikan menjadi berbagai jalan pikiran yang berbeda untuk memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu. Paham ini pada awalnya berkembang di Eropa barat yang ditandai dengan bangkitnya zaman Renaissance dan disusul dengan humanisme pada masa Aufklarung. Paham ini mengangkat isu tentang hak asasi manusia yang pada masa pertengahan (dark ages) dikekang oleh kaum gereja.
Di abad ke-20, paham ini masuk ke dunia timur seiring dengan
kolonialisasi yang dilakukan oleh bangsa barat. Ironis jika dilihat bahwa
proses masuk paham yang luhur ini bersamaan dengan penjajahan bangsa barat
terhadap bangsa timur termasuk India. Namun humanisme itu hakikatnya tidak
dikotori oleh itikat buruk bangsa penjajah, paham ini dibawa oleh orang-orang
yang cinta damai dan menjunjung harkat martabat manusia untuk merdeka. Selain
itu, paham ini juga dibawa oleh anak bangsa terjajah yang menuntut ilmu di
dunia barat. Oleh karena itu, akan ada varian khusus antara humanisme di eropa
barat dengan yang nantinya ada di dunia timur.
Mohandas Karamchand Gandhi (Mahatma Gandhi) lahir di
Porbandar , Gujarat , India , 2 Oktober 1869 dan wafat di New Delhi, India , 30
Januari 1948 pada umur 78 tahun. Beliau adalah seorang pemimpin spiritual dan
politikus dari India yang sangat berpengaruh. Ajarannya menekankan pada
perjuangan kemerdekaan harkat hidup manusia dan pemberontakan tanpa menggunakan
kekerasan.
Ajaran Gandhi yang pertama adalah Ahimsa. Kata Ahimsa
berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tanpa kekerasan. Maksudnya adalah
kegiatan melawan atas ketidakadilan dengan tanpa kekerasan atau tindakan damai.
Paham ini disarankan Gandhi kepada rakyat India dalam melawan kolonial Kerajaan
Inggris. Gandhi percaya bahwa perjuangan dengan hanya kekerasan hanya akan
menghasilkan korban berjatuhan lebih banyak dari pihak rakyat India. Hal ini
menilik persenjataan militer dan kekuatan kerajaan Inggris yang sangat kuat di
India sebagai negri jajahan yang sangat menguntungkan. Namun perjuangan tanpa
kekerasan ini bukan berarti hanya diam berpangku tangan, rakyat India harus
menggunakan strategi baik itu melalui jalur resmi seperti kongres dan
diplomasi-diplomasi politik. Ajaran Gandhi ini tidak hanya berpengaruh di
India. Di Amerika oleh Martin Luther King dan Afrika Selatan yakni Nelson
Mandela perlawan tanpa kekerasan ini juga menghasilkan buah yang manis.
Ajaran Gandhi yang kedua adalah Swadeshi atau cinta produk
negeri sendiri. Hal ini dimaksudkan oleh Gandhi agar rakyat India dapat hidup
mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri. India merupakan bangsa dengan jumlah
penduduk terbesar kedua di dunia, sudah barang tentu sumber daya manusia juga
melimpah. Baik dalam sisi industri atau manufaktur, India memiliki kekuatan
yang memadai untuk mandiri. Selain itu, hal ini juga dimaksudkan untuk rakyat
India tidak menggunakan produk impor khususnya hasil industri Inggris. Dengan
cara ini, lama-kelamaan barang industri Inggris akan tidak laku di India,
sebaliknya industri lokal india sendiri semakin maju.
Terakhir yang akan dibahas di sini adalah Hartal. Hartal
sendiri memiliki makna mogok atau boykot. Sadar akan kekuatan buruh yang besar
di India, Mahatma Gandhi menyerukan mogok kerja bagi buru-buruh pabrik yang
dimiliki Inggris jika terjadi kesewenang-wenangan dari pihak majikan. Langkah ini
dinilai Gandhi cukup efektif untuk memberikan shock therapy bagi
bangsapenajajah. Ketika para buruh mogok, maka produksi akanterhenti dan
kerugiantertumpu pada pihak pengusaha. Lebih jauh lagi,bargaining power rakyat
India menjadi terangkat dengan persatuanrakyat India dalam melakukan suatu
tindakan.
Berikutnya Mahatma Gandhi pernah mengatakan ada tujuh dosa
besar yang dapat merusak diri manusia. Hal ini berkaitan dengan keadaan sosial,
politik, dan ekonomi manusia. Tujuh kunci ini sangat mengena di tiap aspek
dalam masyarakat.
Pertama adalah kekayaan tanpa kerja. Hal ini bisa kita lihat
dengan maraknya sistem berusaha yang memanipulasi aset atau permainan uang
(money game). Seseorang hanya perlu mengutak-atik uang yang dimiliki untuk
memperoleh keuntungan dari uangnya tersebut. Kegiatan ini sangat tidak adil,
karena di balik keuntungan yang dirauk orang tersebut, terdapat keringan
orang-orang yang bekerja membanting tulang. Hal seperti ini pula bisa dilakukan
dengan menggelapkan pajak. Kegiatan yang sangat merugikan negara ini menjadi
salah satu dosa besar yang dikatakan oleh Gandhi.
Kedua adalah Kenikmatan tanpa suara hati. Dosa ini acap
terjadi pada orang kalangan atas yang seperti bersenang-senang di atas
penderitaan orang banyak. Sikap hidup hedonisme yang dianut, seakan-akan tidak
mendengarkan suara hatinya yang sadar bahwa di bawah mereka, ada orang-orang
yang nasibnya kurang beruntung. Seharusnya kenikmatan itu disalurkan dengan
membantu sesama, sehingga menghasilkan kenikmatan bathin yang lebih hakiki.
Ketiga adalah pengetahuan tanpa karakter. Maksud dari hal
ini adalah ilmu pengetahuan yang tidak dibarengi dengan pengetahuan etika dan
moralitas. Seseorang yang hanya pintar secara saint saja, akan sangat berbahaya
jika tidak mengindahkan nilai serta kaidah yang berlaku. Seperti penciptaan
sejata pemusnah masal yang mutlak hanya merugikan harkat hidup manusia.
Kelima adalah Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan. Ini mulai
terlihat di era modern ini ketika teknologi menjamah seluruh kehidupan manusia.
Segala sesuatu mulai digantikan oleh mesin dan mengambil lahan pekerjaan yang
sebelumnya dilakukan secara manual. Teknologi harus disesuaikan dengan
perhatian terhadap kemanusiaan, sehingga kelangsungan hidup manusia tetap
terjamin.
Keenam adalah Agama tanpa pengorbanan. Yang dikritik Gandhi
dalam hal ini adalah para penganut agama yang hanya hidup secara religius saja.
Mereka tidak mengindahkan kehidupan sosial masyarakat dimana agama harus
berkontribusi bagi agama. Agama bukan sesuatu yang harus dianggap angker
sehingga penganutnya tidak melakukan apa-apa selain beribadah secara makna yang
sempit.
Terakhir adalah Politik tanpa prinsip. Hal ini kerap
ditunjukan oleh politisi kita yang hanya mencari kekuasaan. Nilai-nilai idealis
untuk kepentingan rakyat mulai disisihkan terganti dengan faktor ekonomis. Dosa
ini harus segera diperbaiki, jika tidak, negara akan hancur dan dipenuhi oleh
orang-orang yang hanya mementingkan urusan pribadi.
Dari tulisan ini, dapat disimpulkan bahwa Mahatma Gandhi
sebagai salah satu pemikir besar India memiliki pengaruh yang besar bagi dunia.
Perpaduan antara nilai humanisme barat dengan alam pemikiran Hindu sangat
sesuai diterima oleh adat ketimuran. Ajaran-ajaran beliau yang mencakup
berbagai aspek dalam kehidupan manusia membuat ajaran tersebut sangat populer
dan berlaku global di dunia.
Pengaruh
kebudayaan India bagi bangsa Indonesia
Pengaruh
tersebut antara lain terlihat dalam bidang:
1. Budaya
Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar, bahkan begitu mudah diterima di Indonesia hal ini mungkin dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:
· Seni Bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi.
Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa.
Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
- Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
- Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
- Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang.
Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
· Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu.
· Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia.
Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
· Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.
· Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.
2. Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
3. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong.
Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)
4. Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.
1. Budaya
Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar, bahkan begitu mudah diterima di Indonesia hal ini mungkin dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:
· Seni Bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi.
Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa.
Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
- Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
- Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
- Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang.
Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
· Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu.
· Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia.
Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
· Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.
· Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.
2. Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
3. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong.
Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)
4. Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar